Kamis, 02 Juni 2011

Pasar Namdaemun





Pasar di setiap negara di dunia mempertunjukkan citra alami kota, daerah dan negaranya sendiri, maka dapat disebut sebagai wajah negara atau kotanya. Nah, melalui segmen kali ini, mari kita melihat-lihat pelosok Pasar Namdaemun yang terkenal yang tetap termasuk tujuan wisata bagi para turis asing.
Meskipun toko serba ada yang besar dan shopping town bermunculan, pasar Namdaemun menduduki tempatnya sebagai pasar Korea yang terbesar. Pasar Namdaemun merupakan pasar yang muncul paling awal di Korea. Pada waktu pintu gerbang Sungryemun, yang sekarang dinamakan Namdaemun, dibangun pada tahun 1394, pemerintahan kerajaan Chosun menyewakan toko-toko yang mereka bangun di sekitar pintu gerbang itu kepada para pedagang yang terpilih. Setelah itu, di sekitar Namdaemun berdiri pasar di mana orang dapat mengadakan jual beli, dan tempat penginapan, rumah makan serta minuman pun bermunculan. Sebagai salah satu pasar yang terkenal, pasar Dongdaemun lebih terkenal sebagai pasar yang menjual busana, sedangkan pasar Namdaemun menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari. Jika dibandingkan dengan pasar Dongdaemun yang bernuansa kota dan aktif, pasar Namdaemun terasa mirip dengan pasar desa.
Pasar hantu di satu sisi daerah pasar itu menarik perhatian masyarakat. Mengapa diberi nama yang aneh itu? Di masa lampau ketika kebanyakan masyarakat hidup miskin, sebagian pedagang menjual barang-barang yang didapatkan dari toko khusus di markas tentara Amerika Serikat untuk Korea dan barang-barang yang diimpor secara tidak legal dari negara asing. Karena mereka biasanya menyembunyikan barang ilegal yang dijual itu dengan secepat kilat jika pegawai pengurus pemerintah datang ke daerah itu, maka disebut sebagai pasar hantu. Di pasar hantu yang luas, berareal sekitar 8 ribu meter persegi itu ada sekitar 9 ratus buah toko. Di lorong yang berliku-liku seperti ular itu ada toko-toko kecil berdiri sejajar. Meskipun kebanyakan barang yang dijual adalah barang impor ilegal yang dijual dengan diam-diam, namun sekarang banyak yang diimpor melalui proses impor legal. Sementara itu, jenis produknya lebih beraneka ragam ketimbang masa lampau, iya…barang-barang yang diimpor dari manca negara, termasuk Turki, Spanyol, Tunisia.
Ada toko yang sama dengan nama pasar, “Hantu” yang menjual barang-barang yang khas dari manca negara, termasuk botol keramik, boneka yang berpakaian belvet pernah dilihat di suatu toko hadiah di Venichia Italia dan lain-lain. Di dekat toko itu ada satu toko barang pecah-belah dan aksesoris logam. Ada banyak barang-barang aksesoris yang mewah dan besar, termasuk periuk yang nampaknya dimasukkan dari Turki atau Mesir. Sepatu dan tas yang berbentuk khas, yang kelihatan datang dari Jepang atau Italia juga menarik perhatian para tamu. Di pasar itu tak ada barang yang tidak bisa dicari, dari sebungkus korek kuping yang berharga 5 ratus Won atau 50 sent Amerika Serikat hingga mutiara, jaket berbulu dan perabot rumah tangga yang melebihi jutaan Won. Apa lagi, harganya murah, maka tamu dapat membeli barang yang mahal pun, dengan harga 70 persen lebih murah dari harga di toserba. Sekarang orang dapat membeli barang-barang negara asing yang didapatkan di pasar itu, walaupun tidak harus keluar ke luar negeri. Sementara itu, orang juga dapat berdandan, mendandani seluruh anggota keluarga dengan indah dari ujung rambut hingga ujung kaki.
credit :world.kbs.co.kr, yeppopo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar